Member of Top Seratus

100 Blog Indonesia Terbaik

Selasa, 30 Maret 2010

AGROWISATA DI PTPN VII - INVESTASI ATAU DIVESTASI?


PTPN VII berencana menyulap Kebun Afdeling Kalianda Unit Usaha Bergen menjadi daerah tujuan wisata baru di Lampung. Hanya saja, rencana ini nampaknya akan menemui banyak permasalahan. Misalnya, terkait dengan jarak tempuh dan buruknya sarana infrastruktur. Apalagi saat ini, satu-satunya pintu masuk ke perbukitan yang menghadap langsung ke Gunung Anak Krakatau itu adalah melalui Desa Bulok, dengan jarak tempuh yang relatif jauh.

Itulah sebabnya, untuk mewujudkan wisata agro itu, perbaikan jalan tembus langsung ke Tulang Empat sekarang sedang sibuk dikerjakan. Pertanyaannya kemudian, apakah pembangunan sarana infrastruktur itu akan menyelesaikan masalah dan menjadikan areal Bergen sebagai daerah tujuan wisata baru di Lampung akan tercapai? Analisis mendalam diperlukan untuk menyiapkan grand design wisata agro itu.

Pertama, masalah jarak tempuh. Target wisatawan harus dipetakan dengan jelas. Untuk dapat menggaet turis papan atas, maka jarak tempuh dari Bandara Raden Inten II Branti atau dari hotel-hotel berbintang di Bandar Lampung harus diperhitungkan dengan cermat. Maksudnya, apakah jarak tempuh yang cukup lama itu terbayar dengan semua yang ditawarkan di Bergen? Kalau target wisatawannya adalah turis domestik, maka jauhnya jarak tempuh ini harus diimbangi dengan tersedianya fasilitas yang spesifik, yang tidak ada di lokasi wisata yang lain, seperti pantai Pasir Putih, Danau Ranau atau Way Kambas.

Kedua, masalah perencanaan situs wisata Bergen. Perencanaan hanya berpegang pada satu modal dasar yaitu pemandangan pantai yang indah, menghadap langsung ke Gunung Anak Krakatau. Maka perencanaan sebaiknya mengakomodasi pengembangan wisata bahari dan pembangunan agro wisata yang berbasis penangkaran flora dan fauna. Kenapa? Panasnya pantai dan jauhnya jarak tempuh menuju lokasi ini hanya dapat diimbangi dengan keanekaragaman hayati dan "pencerahan untuk memaknai konsep go green secara lebih membumi". Kepenatan akan terbayar dengan kenikmatan untuk melihat semacam "kebun raya" di Bergen.

Apa kelemahan dari pantai Bergen ini? Pantai Bergen ini harus bersaing dengan pantai Pasir Putih di Lampung Selatan dan pantai-pantai diujung Banten, diseberang pantai Bergen. Lokasi wisata Bergen ini berhadapan langsung dengan pantai-pantai Banten yang menawarkan eksotisitas yang sama, yaitu pantai yang indah dengan pemandangan langsung ke Gunung Anak Krakatau, seperti Pantai Tanjung Lesung, Pantai Carita, Pantai Anyer, Pantai Karangbolong, Pantai Tanjung Layar Sawarna, Pantai Pulau Manuk dan Pantai Binuangeun.

Kedepalan pantai di Banten jarak tempuhnya relatif dekat dari Jakarta dan pengembangan wisata baharinya hanya bisa disaingi oleh Pantai Ancol di Jakarta. Maka pembangunan hotel, outbound dan tempat konvensi di pantai Bergen harus dikaji dengan cermat, sebelum Bergen mengalami kegagalan yang sama dengan pola pengembangan pantai Pelabuhan Ratu dengan dibangunnya Samudra Beach Hotel yang selalu merugi.

Apa keuntungan lokasi wisata Bergen ini? Satu-satunya keunggulan Bergen dibandingkan dengan daerah tujuan wisata lain di Lampung, seperti Pasir Putih, Danau Ranau dan Way Kambas adalah hamparan luas kebun Afdeling Kalianda. Kebun ini relatif mudah disandingkan dengan kebun buah-buahan, hortikultura, dan pertanian organik, mengingat kontur tanahnya yang subur.

Dengan konsep kebun terpadu yang memadukan tanaman keras, tanaman semusim dan pertanian organik, maka konsep go green dan bahaya global warming akan lebih mudah dicerna melalui "Kebun Raya Bergen". Kebun anggrek, tanaman obat, tanaman bumbu dapur dan buah-buahan serta sayur-sayuran disamping mendukung konsep edutainment, juga mendukung cash flow dari perusahaan (PTPN VII).

Jadi apa yang bisa membuat orang mau datang dengan susah payah, jauh-jauh berlelah-lelah dan mau menerima "apa adanya" (infrastruktur dan sarana akomodasi yang minim), untuk pergi ke Bergen? Sebaiknya tidak membangun hotel dan sarana konvensi yang ternyata sudah lebih dulu dibangun di pantai-pantai pesaing Bergen, yaitu kedelapan pantai di Banten.

Investasi besar ini hanya akan merugi seperti pengalaman pengembangan pantai Pelabuhan Ratu. Investasi harus juga menghitung ROI (return of investment). Dengan tingkat hunian hotel berbintang di Bandar Lampung yang hanya mencapai occupancy rate 60%, sulit mengharap wisatawan kelas atas untuk mau mampir ke Bergen. Maka satu-satunya pangsa pasar adalah wisatawan domestik dan mereka tidak membutuhkan hotel berbintang dan sarana konvensi. Modal dasarnya sudah dipunyai yaitu membangun semacam "kebun raya" di Bergen. Tinggal menjaring orang agar mau bermalam di Bergen.

Apa yang membuat turis domestik mau pergi jauh dan rela menerima fasilitas akomodasi yang kurang memadai? Wisata rohani. Orang mau pergi jauh ke lereng Gunung Muria untuk berziarah ke Sunan Muria. Begitu juga orang mau pergi jauh ke pelosok Muntilan hanya untuk berziarah ke Sendangsono.

Jadi, yang diperlukan untuk pengembangan agrowisata di Bergen adalah divestasi, bukan investasi. Divestasi berarti mengembangkan Afdeling Kalianda Unit Usaha Bergen menjadi semacam "kebun raya" yang dilengkapi dengan penangkaran flora dan fauna sehingga hasilnya bisa diuangkan dengan tunai, serta melengkapinya dengan sarana wisata rohani yang disertai dengan pembangunan "retreat house".

Pembangunan sarana kelengkapan wisata rohani tidak perlu didanai oleh PTPN VII karena setiap majelis agama yang ada dengan senang hati akan membangun sarana ibadah dan rumah retretnya (retreat house-nya), asalkan pemeliharaan selanjutnya menjadi tanggung jawab PTPN VII.

Apakah ada contoh yang bisa ditiru? Membangun sarana ibadah tanpa biaya? Ada. Lokasi Taman Wisata Iman di Sidikalang, Sumatera Utara dimana setiap agama membangun bangunan ibadah yang cantik lengkap dengan rumah pembinaannya, sehingga orang dapat bermalam dan sekaligus menikmati wisata kuliner khas Sidikalang.

Maka usulan saya, setelah melihat lokasi Afdeling Kalianda Unit Usaha Bergen adalah mengembangkannya menjadi wisata alam berbasis "kebun raya" dan melengkapinya dengan menjadikannya daerah tujuan wisata rohani baru di Sumatera. Dengan demikian, melalui divestasi (bukan investasi), sekali rengkuh dayung, dua tiga pulau terlampaui.

Melalui divestasi PTPN VII, kita akan melihat hal yang sangat spesifik di Bergen, wisata alam berbasis "kebun raya" yang disuguhi keindahan pantai Bergen yang menghadap langsung ke Gunung Anak Krakatau, yang memudahkan orang untuk mensyukuri nikmat Allah melalui wisata rohani, dimana orang "terpaksa" harus bermalam, sambil menikmati kuliner khas Lampung dimana kita bisa menikmati penganan Palembang, Lampung, Jawa, Jawa, Bali dan Padang.

1 komentar:

  1. Terima kasih atas sumbang sarannya dan sertifikat sudah dikirim ke alamat Sdr. Wendie Razif Soetikno

    BalasHapus